B_S -
Sebenarnya, niat kami ke rumah kost tersebut hanya sekedar membantu teman wanita saya yang ingin menyewa kamar kost. Setelah lama berputar-putar, dengan pertimbangan kedekatan jarak tempuh tempat kerja teman saya, kami berdua akhirnya sampai disebuah rumah kost yang berada di kawasan Nusantara Makassar. Sejak awal, teman wanita saya sudah tidak setuju, dengan alasan di kawasan Nusantara sudah terlanjur melekat imej "cabul" bagi warga Makassar pada umumnya, tak terkecuali bagi teman saya. Sekedar untuk diketahui, di kawasan tersebut terkenal dengan kawasan prostitusi terselubung yang dilabeli tempat karaoke, kios, ataupun bar. Bahkan, tidak sedikit yang terang-terangan melakukan transaksi seks dengan cara memajang puluhan koleksi wanita di sofa bagian depan yang berhadapan dengan sofa para pengunjung. Nah! dengan demikian, para pengunjung tempat karaoke, kios, bar, atau apalah istilah mereka, bisa dengan leluasa memilih koleksi wanita untuk dijadikan santapan malam. Tinggal tunjuk, lalu ke kasir untuk membayar harga yang sudah dipatok seragam. Tidak ada yang lebih murah atau yang lebih mahal, dan tentu saja tidak bisa ditawar. Kita kembali ke laptop! singkat cerita, kami sudah berada di sebuah rumah kost yang berada dalam jalan setapak di belakang puluhan tempat hiburan malam di kawasan Nusantara tersebut. Rupanya, rumah kost tersebut memang sedang menyisahkan satu kamar kosong yang baru saja ditinggal penyewanya. Menurut wanita berinisial AR (yang juga bertindak selaku wakil pemilik rumah kost), para penghuni rumah kost yang memiliki 12 kamar tersebut bukan lagi rata-rata, tetapi semua penghuninya bekerja sebagai (maaf) pelacur, tak terkecuali dengan AR. Satu hal yang menarik yang saya amati dari mereka---sekitar 10 menit kemudian, sudah ada 3 wanita lainnya yang ikut nimbrung bersama kami---adalah keterbukaan. Mereka, para penghuni rumah kost itu dengan cepat akrab bersama kami, bersenda gurau dan yang lebih menarik, karena mereka sama sekali tidak menutupi aktivitas kesehariannya sebagai kupu-kupu malam. Berikut pengakuan mereka tentang sebab-musabab sehingga mereka akhirnya terjerumus di dunia remang-remang, yang membuat teman wanita saya kadang tersipu malu. Kecewa Dengan Pacar/Sakit Hati WR, wanita berusia 28 tahun, mengaku dari Surabaya, berasal dari keluarga yang berkecukupan, ayahnya sukses mengelolah usaha percetakan, ketika WR duduk di bangku SMA, ia menjalin hubungan dengan seorang anggota grup band di kotanya. Setelah hubungan mereka memasuki bulan ke-5, WR gagal mempertahankan mahkota kebanggannya. Sial, setelah pacarnya melakukan berkali-kali, perlahan sang pacar menghindar lalu menghilang sama sekali. WR mengaku kecewa dan sakit hati, lalu kembali berhubungan dengan seorang Mahasiswa yang WR akui sama sekali tidak ia cintai. Hanya sebagai bentuk pelampiasan kekecewaan.
0 comments:
Post a Comment