kisah Sejarah Kota Medan



ACH - 

 
Sekilas Sejarah Cerita Kota Medan – Dalam bahasa Melayu “Medan” berarti tempat yang besar untuk mengumpul kan. Sejak lama Medan telah menjadi tempat pertemuan bagi orang-orang yang berasal dari Hamparan Perak, Stabat, Suka Piring dan tempat-tempat lain. Mereka datang untuk berbisnis, trading, perjudian dan sebagai nya.

Ketika di diri kan pada tahun 1590, Medan itu hanya sebuah desa kecil bernama Medan Putri, yang di bangun oleh Guru Patimpus, keturunan Raja Singa Mahraja, yang memerintah Negeri Bakerah di Dataran Tinggi Karo. Sekitar abad ke-17 Aceh dan Deli Tanah bersaing untuk memperoleh tanah ini. Karena lokasi nya yang strategis, yang terletak di titik pertemuan sungai Deli dan Babura – kedua nya membentuk perdagangan lintas rute sibuk – Medan Putri cepat berkembang menjadi pelabuhan transit bagi para pedagang yang datang dari seluruh dunia.

John Anderson, seorang pegawai pemerintah Inggris yang berbasis di Penang, yang mengunjungi Medan pada tahun 1823, menulis dalam buku nya , The Misi ke Pantai Timur Sumatera, Edinburgh edisi, 1826, bahwa Medan masih sebuah desa kecil dengan penduduk sekitar 200.

Perkembangan Medan mengambil langkah cepat dengan pembukaan perkebunan tembakau. Menurut Tengku Lukman Sinar, SH dalam buku nya “Sejarah Medan Tempo Doeloe” (2001) sebuah Arab ke Surabaya, Kata Abdullah Bilsagih yang menjadi ipar Sultan Mahmud Perkasa Alam Deli, mengambil beberapa pedagang Belanda dari Jawa menanam tembakau di Deli. Mereka adalah J. Nienhuys, Van Der Falk dan Elliot, yang datang ke Deli pada 7 Juli 1863. Sultan Deli memberi mereka 4000 – Bahu tanah dekat labuhan ( Cape Sepassai ) sebagai 20 tahun hak untuk beroperasi pada ( erfpacht ).

Pada Maret 1864 tembakau dipanen itu dikirim ke Rotterdam, Belanda. Tembakau Deli diterima dengan baik untuk kualitas yang baik untuk pembungkus cerutu. Ke berhasilan ini mendorong J. Nienhuys pada tahun 1869, untuk membuka lahan baru untuk perkebunan tembakau di Martubung, Sunggal, Sungai Beras dan Klumpang. Para buruh ini untuk perkebunan tembakau umum nya Tionghoa yang dikirim untuk dari Swalow ( Tiongkok ), Singapura, Malaya dan Tamil ( Keling ) yang di kirim dari India untuk melalui Penang.

Ketika para penguasa di China membuat lebih sulit bagi pekerja Cina untuk datang ke Deli dan administrator Inggris di India mulai membutuh kan kondisi ketat untuk Keling pekerja, pengusaha tembakau Belanda mulai berpikir untuk mengambil tenaga kerja kontrak dari Jawa. Gelombang pertama pekerja dari Jawa terdiri dari 150 tenaga kerja kontrak dari Bagelen.

Populasi Cina di Labuhan tahun 1867 telah mencapai 1.000. Di sisi lain, pendatang pedalaman seperti orang Jawa atau Minang kabau hanya 474. Sementara Melayu dan Karo orang dianggap sebagai pemberontak kepada Belanda, sehingga mereka tidak bisa di pekerjakan sebagai buruh perkebunan.

PERTAMA LIVE STREAMING SEPAKBOLA & GAMES
Bandar domino, dadu & Sakong
Player vs Player, semua bisa jadi bandar
Deposit 20rb dapat bonus 20rb
untuk member baru Bonus bisa diwd setelah bermain cukup 20rb
Buktikan sendiri!!!
Bonus 100% hubungi DBSBET
TANGKASDOMINO
Android http://bit.ly/2oVLyvg
wA : +85516595233

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment